Tahun depan, Presiden Jokowi ngebet menggelar upacara Kemerdekaan RI di Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim). Waktunya tinggal 9 bulan lagi, kira-kira bagaimana penampakan IKN saat ini?
Dikutip dari akun instagram @ridhorahmadiofficial milik Ketua Umum (Ketum) Partai Ummat, Ridho Rahmadi, Rabu (23/11/2023), menyematkan video pendek bertajuk: Surat dari IKN.
Video ini menceritakan perjalanan Ridho bersama mantan Ketua MPR, Amien Rais yang juga mertuanya, ke IKN pada 18 November 2023. Berangkat dari Samarinda menuju IKN Nusantara, lewat darat, perlu waktu 2,5 jam.
Dalam perjalanan, mereka mampir masjid untuk menjalankan salat. Usai itu, warga datang menemui keduanya. Disampaikan keluhan. “Badai debu akibat proyek IKN Nusantara. Ya, karena debu itu dibawa truk-truk besar yang keluar-masuk IKN. Siang-malam,” kata Ridho.
Ternyata benar. Semakin mendekati IKN, terlihat begitu tebal dan pekat debu menutupi jalan- raya, tembok rumah warga. Kini tak adalagi pepohonan hijau atau hutan di kawasan tersebut. Semuanya habis ditebangi.
Yang tersisa hanya tanah lumpur cokelat yang mengering. Penampakannya bak desa atau kawasan yang tak terurus. “Di sepanjang jalan, terlihat ada kantor dan mes-mes BUMN yang baru separuh dibangun,” kata Ridho.
Sampailah di titik nol IKN Nusantara. Tak ada yang mengesankan. Hanya ada anak-tangga menuju bangunan simbolis bertuliskan ‘Titik Nol Nusantara’.
Perjalanan dilanjutkan dengan harapan bisa melihat bangunan yang hampir jadi. Ini terkait keinginan Presiden Jokowi menggelar upacara 17 Agustus 2024 di IKN Nusantara.
Selain juga untuk membuktikan gembar-gembor para influencer di media sosial (medsos), seakan-akan proyek IKN Nusantara yang nilai investasinya nyaris Rp500 triliun itu, sudah hampir jadi.
Apa hasilnya? Ridho bingung. Begitu pun Amien Rais. Sama-sama bingung. Karena penampakan IKN Nusantara tidak seperti dalam bayangan. Bahwa IKN Nusantara dipenuhi gedung-gedung baru berkonsep hijau.
“Hampir semua (proyek) bangunan yang kita lalui, kalau tidak baru papan nama saja, maka baru tahap awal. Yang mungkin tak lebih dari 30-40 persen,” kata Ridho.
Beberapa rumah menteri memang terlihat hampir jadi. Namun, masih jauh untuk layak ditempati. Infrastruktur dasar seperti sanitasi terlihat masih dalam tahap awal sekali. Masih banyak yang berupa galian besar terbuka, begitu saja.
Saat tiba di bakal Istana Presiden yang didekatnya dijadikan tempat upacara 17 Agustus, kondisinya tak beda jauh. Sangat jauh dari ekspektasi. “Sulit untuk membayangkan tempat itu benar-benar siap dan layak untuk upacara 17 Agutsus tahun depan. Kecuali kalau dipaksakan,” ungkapnya.
Dari perjalanan ini, Ridho merasa ukuran bangunan-bangunan di IKN termasuk Istana Presiden, terlihat lebih kecil ketimbang data perencanaan yang dipublikasikan. Proyek IKN ini, dikhawatirkan hanya proyek ambisius yang jauh dari kepentingan rakyat.
“Saya takut IKN adalah proyek ambisius kelompok kecil dengan syahwat kepentingan prbadinya. Ketimbang sebuah proyek kebangsaan untuk kepentingan rakyat. Kami khawatir, IKN menjadi proyek raksasa yang mangkrak. Lalu siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan rakyat,” paparnya.
Leave a Reply
Lihat Komentar