Di tahun terakhir pemerintahan Presiden Jokowi, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono baru meluncurkan program proyek percontohan (modelling) Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Desa Samber-Binyeri. Padahal sisa setahun ke depan merupakan tahun politik.
Kampung nelayan yang semula kumuh diubah menjadi kampung nelayan yang lebih baik dari sisi infrastruktur, produksi hingga kualitas sumber daya manusia (SDM), kata Trenggono.
“Sektor nelayan itu yang namanya kampung nelayan itu kalau kalian pergi kan kumuh jorok, saya ingin melaksanakan apa yang menjadi pikirannya Bapak Presiden Joko Widodo untuk direfleksikan,” ujar Trenggono di Biak Numfor, Papua, Rabu (22/11/2023).
Adapun proyek percontohan Kampung Nelayan Modern pertama di Biak ini, ujarnya lagi, merupakan hasil kerja bersama di lingkup unit kerja atau direktorat jenderal di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“Jadi artinya hanya di KKP dari seluruh Direktorat Jenderal (Ditjen) yang kita gabungkan jadi satu anggarannya masing-masing, seperti Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) bikin pabrik es sama gudang beku, lalu Ditjen Perikanan Tangkap (PT) bikin dermaga, bengkel kapal, dan lainnya,” katanya pula.
Sementara itu, ke depannya, untuk mewujudkan terciptanya ribuan Kampung Nelayan Modern di seluruh Indonesia dibutuhkan kerja sama lintas kementerian sehingga dapat terintegrasi agar masyarakat nelayan dapat sejahtera.
“Kalau kita punya ribuan kampung nelayan untuk kemudian kita tingkatkan nanti bisa kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemen PDTT), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Sosial itu kan ada semua anggarannya. Kalau digabung jadi integrasi pasti sejahtera ini yang pikiran Bapak Presiden Jokowi yang kita tuangkan untuk pembangunan maritim,” ujarnya lagi.
Program Kalamo dengan intervensi pemerintah, dirinya juga berharap nilai ikan hasil tangkapan sudah menjadi incaran pasar, sehingga transaksi dapat terjadi langsung dari pembeli ke produsen atau nelayan.
Adapun para nelayan penangkap ikan di kampung ini diwadahi melalui koperasi yang dinamai Koperasi Samber Binyeri Maju dengan jumlah anggota yang telah mendaftar sebanyak 120 anggota yang tergabung dalam 12 kelompok.
Leave a Reply
Lihat Komentar