Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyoroti janji-janji para calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) terkait guru, yang dinilai masih bersifat populis dan tidak menyentuh isu-isu fundamental. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Pendidikan P2G, Feriansyah, mengungkapkan kekecewaannya dalam konferensi pers via zoom pada Jumat (24/11/2023), bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional 2023.
Feriansyah menyoroti bahwa visi misi dari semua pasangan calon belum menyentuh lima persoalan krusial yang dihadapi guru di Indonesia, termasuk kesejahteraan, kompetensi, rekrutmen, perlindungan, dan pengembangan karir guru.
“Kami melihat solusi yang ditawarkan masih mengambang dan tidak komprehensif,” ujarnya.
Pasangan Anis-Muhaimin, misalnya, berjanji untuk menuntaskan rekrutmen guru ASN. Namun, P2G menilai bahwa solusi yang ditawarkan masih kurang jelas.
“Mereka berencana menuntaskan rekrutmen guru PPPK, padahal solusi jangka panjangnya adalah pengangkatan guru PNS, bukan PPPK,” kata Feriansyah.
Sementara itu, pasangan Prabowo-Gibran berjanji akan menambah tunjangan guru sebesar Rp 2 juta per bulan dan menetapkan Upah Minimum Guru Non-ASN secara nasional. Namun, menurut P2G, ini tidak menyelesaikan masalah fundamental yang dihadapi guru.
Terakhir, pasangan Ganjar-Mahfud menawarkan gaji guru sebesar Rp 20 juta per bulan. Feriansyah menilai wacana ini tidak realistis.
“Dengan 3,3 juta guru, negara harus menyiapkan anggaran Rp 792 triliun per tahun hanya untuk gaji guru, angka yang melampaui alokasi 20 persen APBN untuk pendidikan,” jelasnya.
P2G berharap agar para capres-cawapres dapat menyusun visi misi yang lebih realistis dan menyentuh inti permasalahan guru di Indonesia. Konferensi pers ini menjadi bagian dari upaya P2G untuk mengadvokasi kepentingan guru dan pendidikan di Indonesia.
Leave a Reply
Lihat Komentar