Gencatan Senjata Israel-Hamas Diumumkan dalam 24 Jam

Gencatan Senjata Israel-Hamas Diumumkan dalam 24 Jam

Qatar memastikan kesepakatan dimulainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, Palestina, bakal diumumkan dalam 24 jam ke depan.

Negara kaya minyak ini mengambil posisi sebagai mediator atau perantara negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas.

Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan gencatan senjata akan berlangsung selama empat hari.

“Waktu mulai jeda akan diumumkan dalam 24 jam ke depan dan berlangsung selama empat hari, tergantung pada perpanjangan,” demikian pernyataan Kemlu Qatar, seperti dikutip surat kabar Haaretz, Rabu (22/11/2023).

Kemlu Qatar menyebut kesepakatan ini mencakup pembebasan 50 sandera perempuan dan anak-anak Israel yang saat ini ditahan di Jalur Gaza. Seiring dengan itu, sejumlah perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan.

“Jumlah mereka yang dibebaskan akan ditambah pada tahap selanjutnya dari pelaksanaan kesepakatan,” bunyi keterangan tersebut.

Kemlu Qatar turut menyatakan gencatan senjata bakal memungkinkan masuknya sejumlah besar konvoi bantuan kemanusiaan dan bantuan-bantuan lain seperti bahan bakar. Meski demikian, masih belum ada rincian spesifik soal itu.

“Qatar menegaskan komitmennya terhadap upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mengurangi ketegangan, menghentikan pertumpahan darah, dan melindungi warga sipil,” demikian bunyi keterangan Kemlu Qatar.

Kesepakatan gencatan senjata ini dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir. Perjanjian itu sejak awal menyerukan ‘jeda kemanusiaan’.

Pengumuman dari Qatar ini sendiri disampaikan setelah mayoritas kabinet pemerintah Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza pada pada Selasa (21/11/2023) malam waktu setempat. Mereka menyepakati gencatan senjata sebagai balasan atas pertukaran sandera di Gaza.

Mengutip Al Jazeera, setiap warga negara Israel yang menentang kesepakatan gencatan senjata bisa mengajukan banding terhadap keputusan tersebut ke Pengadilan Tinggi Israel, 24 jam usai Qatar mengumumkan gencatan senjata dua belah pihak.

Selama periode 24 jam ini, baik itu sandera di Gaza maupun tahanan Palestina di penjara-penjara Israel belum akan dibebaskan.

Setelah masa banding berlaku, kemungkinan besar pertukaran sandera dan tahanan tahap pertama akan dilakukan pada Kamis (23/11/2023) atau Jumat (24/11/2023).

Meski telah ada kesepakatan gencatan senjata, PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bakal tetap melanjutkan agresi di Gaza hingga tujuan negaranya tercapai.

“Saya ingin menegaskan. Kita sedang dalam perang dan akan terus berperang sampai kita mencapai seluruh tujuan kita, untuk menghancurkan Hamas, dan untuk membebaskan seluruh sandera dan warga kita yang hilang,” kata Netanyahu seperti dilansir Jerusalem Post, Rabu.

“Kami akan memastikan bahwa tidak ada lagi entitas di Gaza yang akan mengancam Israel,” imbuhnya.

Agresi Israel ke Palestina masih berlanjut dan semakin membabi buta sejak perangnya dengan Hamas pecah 7 Oktober lalu. Per Rabu (22/11/2023), Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan korban tewas akibat agresi Israel telah mencapai 14.128 orang. Sebanyak 5.600 di antaranya adalah anak-anak dan 3.550 lainnya perempuan.
 

Sumber: Inilah.com