Elektabilitas Ganjar-Mahfud Turun, Hasto Bilang Lembaga Survei Bisa Dibeli

Elektabilitas Ganjar-Mahfud Turun, Hasto Bilang Lembaga Survei Bisa Dibeli

Temuan beberapa lembaga survei mencatat terjadinya penurunan elektabilitas pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengaku tidak terlalu percaya dengan hasil survei.

Menurutnya, lembaga-lembaga survei yang banyak merilis hasil elektabilitas pasangan capres dan cawapres dapat diintervensi, bahkan dibeli.

“Itu survei dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau mau survei diintervensi dulu,” kata Hasto usai menghadiri Rapat Konsolidasi PDIP, Denpasar, Bali, Rabu (22/11/2023).

Ia pun menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat capres-cawapres. Dia bilang jika putusan lembaga tinggi saja bisa diintervensi, apalagi hasil survei.

Ia menegaskan, tentu jauh lebih mudah untuk mengintervensi lembaga survei. “Caranya mudah, di lokasi dimana sampel akan diambil, lalu dibagi sembako dan beras,” jelasnya.

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan terbarunya terkait elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres, kurun tiga bulan terakhir. Hasilnya, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot elektabilitasnya lantaran telalu sering mengeluarkan pernyataan yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Akibat serangan membabi buta ini, tidak sedikit dari pendukung Jokowi yang selama ini memilih PDIP, mengalihkan dukungannya ke kubu lain. Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, serangan kubu Ganjar Pranowo kepada Jokowi justru menyebabkan penurunan sebesar 7,5 persen.

“Di Oktober waktu itu di angka 39,4 persen, di November 2023 turun diangka 31,9 persen,” ujar Adjie dalam paparan rilis survei LSI Denny JA bertajuk ‘90 Hari Menuju Pilpres: Yang Meroket dan Yang Terjungkal’, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Demikian juga temuan Indonesia Political Opinion (IPO). Diretur Eksekutif IPO, Dedy Kurnia Syah menilai kritikan dari Ganjar sebagai langkah blunder. Pasalnya, menurut dia, hal tersebut membuat elektabilitas Ganjar merosot.

Berdasarkan hasil survei IPO pada periode 10-17 November, menurut Dedy, elektabilitas Ganjar hanya sebesar 28,7 persen. Dalam skema head to head antara Prabowo dan Anies Baswedan, catatan IPO menunjukkan Prabowo memperoleh dukungan sebesar 52,1 persen, sedangkan Anies mendapatkan 46,0 persen.

Dalam skema serupa, ketika Prabowo Subianto berhadapan dengan Ganjar Pranowo, Prabowo akan memperoleh dukungan sebesar 51,7 persen, sedangkan Ganjar Pranowo mendapatkan 39,8 persen.
 

Sumber: Inilah.com