Elektabilitas Anjlok, PDIP Akan Evaluasi Gaya Politik ‘Serang Lawan’ Ganjar

Ogah Tanggapi Acara Desa Bersatu, Puan: Biar Bawaslu yang Tangani

Ketua DPP Puan Maharani menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap strategi kampanye Capres-cawapres, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD jelang Pemilu 2024. Sebab berdasarkan hasil survei terakhir, elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud turun drastis karena sering mengkritik kubu lawan.

“Itu akan menjadi evaluasi bagi kami dan tantangan untuk bisa ke depannya memperbaiki hal-hal yang membuat posisi dari calon presiden mas Ganjar dan pak Mahfud,” kata Puan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).

Puan mengaku bahwa kritikan-kritikan yang kerap kali dilontarkan oleh kubunya akan dievalusi kembali sehingga tidak menjadi bumerang. Namun, ia juga membela diri bahwa apa yang disampaikan oleh Capres Ganjar sudah berdasarkan data yang dimiliki.

“Tapi kami meyakini bahwa apapun yang disampaikan itu sudah ada datanya,” ujarnya.

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan terbarunya terkait elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres, kurun tiga bulan terakhir. Hasilnya, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot elektabilitasnya lantaran telalu sering mengeluarkan pernyataan yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Akibat serangan membabi buta ini, tidak sedikit dari pendukung Jokowi yang selama ini memilih PDIP, mengalihkan dukungannya ke kubu lain. Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, serangan kubu Ganjar Pranowo kepada Jokowi justru menyebabkan 7,5 persen.

“Di Oktober waktu itu di angka 39,4 persen, di November 2023 turun diangka 31,9 persen,” ujar Adjie dalam paparan rilis survei LSI Denny JA bertajuk ‘90 Hari Menuju Pilpres: Yang Meroket dan Yang Terjungkal’, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Selain itu, sambung dia, pemenangan Ganjar Pranowo di wilayah kekuasaannya, Jawa Tengah, semakin tergerus dengan kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Adjie menyebut bahwa dari awalnya hanya kisaran 10,7 persen, pemilih Prabowo-Gibran mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 24,6 persen.  “Sementara Ganjar-Mahfud di Oktober 2023 di angka 70,1 justru mengalami penurunan di angka 61,8 persen,” tuturnya.

Sumber: Inilah.com