Perlambatan ekonomi China, langsung terasa ke Indonesia. Kalangan industri sawit di tanah air, mulai kehilangan pasar yang lumayan besar.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Mukti Sardjono menyebut adanya penurunan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke China.
“Penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan China dari 920 ribu ton pada Agustus 2023, menjadi 781 ribu ton pada September lalu,” kata Mukti, Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Selain China, kata Mukti, penurunan ekspor juga rterjadi untuk India. “Sedangkan untuk tujuan India juga turun. Dari sebanyak 744 ribu ton pada Agustus 2023 menjadi 352 ribu ton pada September lalu,” kata Mukti.
Meski China dan India turun, kata Mukti, secara keseluruhan, volume ekspor secara keseluruhan untuk CPO mengalami kenaikan pada September 2023. “Kenaikannya 29,9 persen menjadi 2.693 ribu ton. Pada Agustus sebanyak 2.073 ribu ton,” ungkapnya.
Kenaikan terbesar, menurutnya, terjadi pada ekspor olahan CPO. Dari 1.245 ribu ton pada Agustus, menjadi 1.968 ribu ton di September 2023.
Adapun ekspor olahan PKO juga mengalami kenaikan dari 78 ribu ton pada Agustus, menjadi 130 ribu ton pada September 2023. “Sedangkan ekspor oleokimia mengalami penurunan dari 416 ribu ton di bulan Agustus menjadi 333 ribu ton di bulan September,” jelas Mukti.
Sementara itu, produksi CPO bulan September adalah 4.143 ribu ton naik 7,5 persen dari produksi bulan Agustus sebesar 3.855 ribu ton demikian juga dengan produksi PKO yang naik menjadi 394 ribu ton dari 366 ribu ton di bulan Agustus atau naik 7,6 persen.
Total konsumsi dalam negeri bulan September mencapai 1.979 ribu ton turun 2,9 persen dari konsumsi bulan Agustus sebesar 2.037 ribu ton.
“Penurunan terbesar terjadi pada biodiesel yang turun dari 956 ribu ton di bulan Agustus menjadi 924 ribu ton di bulan September diikuti oleh untuk pangan dari 898 ribu ton menjadi 865 ribu ton,” kata dia.
Leave a Reply
Lihat Komentar