Pencapaian signifikan telah dicatatkan oleh Kota Semarang dalam perang melawan Demam Berdarah Dengue (DBD). Berkat implementasi nyamuk ber-Wolbachia, terjadi penurunan sebanyak 54 kasus DBD di kota ini. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang telah menetapkan target ambisius untuk meluaskan program ini ke seluruh wilayah Ibu Kota Jawa Tengah pada tahun 2024.
“Kalau anggaran dari Kemenkes lancar, rencana tahun 2024 penyebaran nyamuk wolbachia bisa di seluruh wilayah. Dan untuk nominal anggaran, Kemenkes yang menentukan ya,” kata Kepala Dinkes Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengutip InilahJateng, Jumat (24/11/2023).
Penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sejak pertama kali diterapkan di 12 kelurahan di Kecamatan Tembalang pada 8 September 2023, dan kemudian di Kecamatan Banyumanik dan Gunungpati, telah terjadi penurunan kasus DBD yang signifikan.
Hakam menjelaskan, “Meski dampak dari pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia memang belum bisa langsung dirasakan, penurunan kasus DBD baru bisa dirasakan minimal satu tahun setelah proses implementasi selesai.
” Namun, data kasus DBD di Kecamatan Tembalang dari Januari hingga September menunjukkan penurunan dari 98 kasus pada tahun 2022 menjadi 51 kasus pada tahun 2023.
Lebih lanjut, Hakam menguraikan bahwa Wolbachia adalah jenis bakteri yang mencegah replikasi virus dengue, zika, dan chikungunya dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. “Jika virus dengue tidak dapat berkembang, maka virus tersebut tidak dapat ditularkan pada manusia,” jelasnya.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, juga memberikan dukungan terhadap program ini. Meski menekankan pentingnya PJN dan PSN, beliau mengajak masyarakat untuk tidak khawatir akan kehadiran nyamuk ber-Wolbachia.
“Intinya adalah masyarakat jangan khawatir, jangan takut, karena kalau program dari pemerintah itu tidak bakal menjerumuskan, tidak mungkin untuk membuat masalah atau malah nambah banyak penyakit,” ucapnya.
Leave a Reply
Lihat Komentar